Rabu, 15 November 2017

MERCEDES BENZ CHASSIS OH 1836 / OC 500 RF 2542

Mercedes Benz setelah meluncurkan Chassis dengan suspensi udara (Air Suspension) seri OH 1626 kemudian OH 1830 saat ini yang terbaru adalah Chasis OH 1836 dimana Chassis ini mampu dibebani hingga 18 Ton dan bertenaga 360 HP. luar biasa sekali karena Chassis Mercy OH 1836 dikategorikan sebagai Chassis kelas premium jadi untuk harga jangan di tanya. Karena saat ini Chassis Mercedes Benz OH 1836 tergolong masih baru banyak dari PO (Perusahaan Otobus) melirik untuk membangun sebuah bis di atas chassis ini dengan berbagai model dari karoseri, misal dengan baju model JetBus dari Adiputro atau, Scorpion King dari Karoseri Tentrem atau model-model yang lain dari karoseri -karoseri di Indonesia.
Chassis OH 1836 dibuat dengan model Space Frame seperti halnya OH 1830 dan OH 1626 yang bertujuan untuk menambah kenyamanan penumpang, peningkatan kualitas dan biaya perawatan yang lebih murah. Untuk lebih jauh mengenai Chassis MB OH 1836 mungkin baiknya mengetahui spek dari Engine dan chassis Mercedes Benz OH 1836.

Tehnikal Spesifikasi Mercedes Benz OH 1830/ OC 500 RF

Nah itu tadi spesifikasi chassis dan engine MB OH 1836 dari tabel di atas bahwasanya Chassis ini memang di peruntukan bagi bis kelas premium yang mengutamakan kenyamanan dilihat dari suspensi udara yang indipendent (front Axle), dimana Axle depan dapat di bebani hingga 7,1 Ton dan Axle belakang dapat dibebani 11,5 Ton. Foto-Foto Chassis Mercedes Benz OH 1836

MERCEDES BENZ CHASIS OH 1836 | OC 500 RF

MERCEDES BENZ CHASIS OH 1836 | OC 500 RF

MERCEDES BENZ CHASIS OH 1836 | OC 500 RF

Kelebihan menggunakan Chassis MB OH 1836 adalah selain suspensi udara yang super empuk, PO (perusahaan otobus) juga dapat membuat bis yang lebih panjang hingga 12,8 Meter karena sebelumnya chassis bis memiliki panjang maksimal 12 meter saja. Dengan demikian kapasitas penumpang / seat bertambah, pastinya menambah keuntungan :) 

Dimensional OH 1836
Wheel Base6.650 mm
Front Overhang2.680 mm
Rear Overhang3.470 mm
TOTAL 12.800 mm
Dan untuk membangun sebuah bodi bis dengan chassis OH 1836 pastinya harus memenuhi beberapa kriteria dan syarat ketentuan dari Mercedes benz yang paling utama adalah material tubular pipe harus sesuai rekomendasi, biasanya menggunakan seri pipa STKM 13B dengan pengujian kekuatan sebagai berikut :  Tensile Strangth  ≥ 440 N/mm², Yield Strength ≥ 305 N/mm² , Elongation 15-20 % atau setidaknya lebih tinggi dariI material yang di rekomendasikan.
Continue Reading...

Sabtu, 04 November 2017

 Scania adalah perusahaan besar dari Swedia yang sedang naik daun di Indonesia, terbukti dengan bermunculan bus-bus dengan chassis premium Scania Opticruise transmission seri K 360 IB Opticruise dan K 410 IB Opticruise.
Nah apa itu sebenarnya opticruise transmission yang menjadi andalan dari pruduk-produk Scania saat ini dan apa keunggulannya, sehingga membuat Scania banyak diminati Perusahaan Otobus di Indonesia, mari simak selengkapnya.
Berikut ini adalah fakta yang menunjukan bahwasanya keausan meningkat di dalam kendaraan ketika ada banyak driver atau pengemudi yang memiliki karakter berbeda dalam mengemudikan kendaraan. Misalnya saja beberapa driver memiliki cara yang bermacam-macam pada saat memindahkan gigi presneling, ada driver yang suka dengan cepat menarik kopling dan menindahkan gigi ada juga yang lambat dalam menarik kopling, tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap keausan.
Scania Opticruise teknologi yang telah dipatenkan dan diluncurkan pada tahun 1995,  berfungsi sebagai sistem gearchanging otomatis pada gearbox manual. Dibandingkan dengan gearbox otomatis konvensional, efisiensi opticruise lebih tinggi dengan gearbox mekanik.
Opticruise akan mengatur dan memilihkan posisi gigi yang tepat sehingga penggunaan bahan bakar yang optimal dan ekonomis selain itu teknologi ini telah membantu penghematan bahan bakarc sebesar 10 persen.
Dengan Opticruise perpindahan gigi akan dilakukan dengan tepat dan dengan Opticruise dapat menghemat kopling karena pemilihan gigi awal yang benar.
Bukti lain menunjukkan bahwa driver mengemudikan bus mereka lebih tenang dan konsisten dengan Opticruise,
dan selain itu menghemat bahan bakar, ramah lingkungan, pengematan ban dan rem  serta keselamatan pengemudi meningkat.
Scania opticruise
Tuas Scania Opticruise
Kontrol Scania Opticruise terletak pada tuas di kolom kemudi, yang juga mengontrol Scania Retarder (sistem rem tambahan), jika dipasang.
Dalam mode otomatis, Opticruise akan memilih gigi yang terbaik. Pedal kopling hanya digunakan untuk memulai dan berhenti sehingga dapat mengurangi jumlah operasi kopling hingga 95 persen.
Manfaat lain dari Opticruise adalah tidak ada lagi tuas transmisi di tengah-tengah lantai, sehingga memberikan ruang yang lebih bebas sebagai akses.

Keunggulan Scania Opticruise :

  • Mengurangi keausan pada kendaraan
  • Efisiensi bahan bakar yang lebih baik
  • Meningkatkan keselamatan pengemudi  dan penumpang.

Bagaimana transmisi Opticruise berkerja :

Fungsi Scania Opticruise didasarkan pada perangkat lunak yang canggih dimana perangkat ini yang akan menyesuaikan torsi roda gila menurut sensor kecepatan yang terletak pada roda, mesin dan gearbox.
Setiap informasi dari masing-masing sensor menunjukan tentang massa truk/bus dan apakah dalam kondisi mendaki atau turun bukit.
Scania opticruise
Scania Opticruise Eletro Hydrolic
Melalui perhitungan matematis yang canggih secara real time, Opticruise tahu kapan  waktu yang tepat untuk jalan dengan torsi rendah saat mesin dalam kondisi nol dan kapan saat yang tepat untuk melepaskan gigi dengan bantuan perangkat pneumatik, dan kemudian software akan menyesuaikan kecepatan mesin untuk perpindahan gigi berikutnya.
Keuntungan utama dari Scania Opticruise adalah perhitungan gigi yang paling cocok selama penggunaan sesuai dengan parameter yang didapat dari sensor-sensor agar dapat memberikan energi maksimum yang lebih efisien.
Dengan sebanyak 14 gigi pada truk/bus, sering terjadi bahwa pengemudi melewatkan beberapa posisi gigi dan menggunakan pedal gas untuk mengatur putaran mesin untuk mendapatkan kecepatan yang cocok untuk memindahkan gigi.  Tapi dengan Opticruise, perubahan gigi dioptimalkan dan memungkinkan konsumsi bahan bakar lebih hemat.
Transimis otomatis Scania Opticruise sudah melalui beberapa kali perkembangan dan berikut ini adalah fitur baru yang sudah di perbaiki dalam opticruise seri terbaru.
  • Sistem transmisi otomatis yang terbaru dengan penyempurnaan sistem kopling konvensional yang menggunakan pedal kopling.
  • Model sistem transmisi otomatis pada opticruise dikontrol menggunakan sistem electro-hydraulic presisi tinggi.
  • Mode manoeuvering memberikan kehalusan dalam mengontrol mesin dan terutama akselereasi awal dengan mengontrol sistem pengontrolan kopling yang baik. Hal ini dapat dirasakan ketika kendaraan memasuki kapal feri atau penyebrangan.
  • Dengan opticruise terbaru perpindahan gigi lebih halus dan cepat, sehingga meminimalisir hentakan seperti transmisi otomatis konvensional.
  • Proteksi elektronis yang komperhensif, sehingga penggunaan kampas kopling seminimal mungkin dan tentunya lebih awet.
  • Scania Opticruise dapat disandingkan dengan Gearbox 8 dan 12 kecepatan, lebih flesibel untuk dikombinasikan dengan pilihan mesin yang tersedia.
  • Hill Hold : memudahkan pengemudi untuk mengatur momentum tenaga yang diperlukan ketika  dalam kondisi menanjak.
  • Dengan opticruise tidak perlu khawatir kehilangan tenaga/power saat dalam kondisi menanjak karena sistem perpindahan gigi terbaru mengupayakan penurunan gigi secara awal jika dibutuhkan saat menanjak.
  • Adaptasi perpindahan gigi secara otomatis mengikuti karakter pengemudi dalam mengemudiakn bus atau truk.
Semua kontrol Scania Opticruise terletak dalam satu tuas, berikut penjelasannya.
Scania Opticruise
Tuas Scania Opticruise
  • Pilih Mode : R-N-D, R berarti Reverse/Mundur – N berarti Neutral/Netral- D berarti Drive/Menjalankan kendaraan.  Nah Mode Power terletak paling ujung setelah D (Drive).
  • Automatic / Manual atau perubahan sistem posisi gear: Terletak pada ujung tuas.
  • Untuk mengganti gigi tarik keatas atau tekan kebawah: Tarik tuas ke arah atas untuk menambah gigi atau dorong kebawah untuk mengurangi gigi.
  • Modus Manoeuvring : Untuk menggunakan mode ini dorong tuas selama 0,8 detik pada kecepatan rendah atau kondisi stasioner.
  • Lantai switch: Memicu menurunkan posisi gigi untuk mendapatkan tenaga maksimum dan menggunakan exhaust brake tanpa melibatkan retarder.

Indikator gigi pada layar:

Scania Opticruise
Display indikator
  • R : Reverse,
  • A : otomatis
  • M : manual
  • AP, MP: Mode automatic / manual
  • Huruf diikuti oleh gigi yang sedang di gunakan tampail pada layar, misalnya A12, M12, AP9, MP9.
  • N:  Netral
  • Gigi berikutnya ditunjukkan dalam mode A dan P.
  • Mode Manoeuvering yang ditunjukkan dengan huruf ‘m’ setelah gigi yang digunakan, misalnya A1M

Cara pengoprasian Retarder pada Scania Opticruise:

Scania Opticruise
Tuas Opticruise
  • Tarik tuas ke bawah (ada lima posisi) untuk pengereman menggunakan retarder. Dalam hal ini Exhaust brake ikut terlibat dalam posisi kelima.
  • Penggunaan retarder secara otomatis melalui pedal rem: Atur saklar dalam posisi AUT pada tuas ke 1.
  • Dalam mode retarder otomatis, rem blending digunakan untuk memberikan daya pengereman yang diharapkan juga selama proses pengereman tersebut. Jadi rem roda secara otomatis ikut membantu pengereman lebih halus.

Hill-hold (Menahan kendaraan dalam posisi jalan menanjak)

  • Fitur ini bekerja saat menanjak dan menurun.
  • Ketika posisi stasioner, rem roda akan tetap digunakan sekitar tiga detik ketika mengangkat kaki dari pedal rem (peringan audio dan visual akan aktif sebagai warning).
  • Ketika menekan pedal gas, Hill-hold tidak akan melepaskan pengereman ini hingga torsi yang dibutuhkan cukup untuk mencegah kendaraan  mundur karena kekurangan tenaga.

Nah untuk memperjelas mengenai transmisi opticruise silahkan simak dua video dibawah ini:
ACA JUGA :  Rilis Bus Terbaru New Tourismo RHD Daimler


Dan ini video pengoprasian Scania Opticruise pada truk:

Jadi secara garis besar bus-bus terbaru dengan teknologi opticruise ini sangat baik di gunakan untuk jarak jauh apa lagi dengan rute perjalanan naik turun melewati bukit dan berkelok.
Diharapkan dengan hadirnya teknologi ini penumpang merasakan kenyamanan karena bus dapat melaju perpindahan gigi bus yang terasa halus, begitu pula bagi operator bus (PO) dapat mendapat keuntungan dengan penghematan bahan bakar serta kampas kopling yang lebih awet dan pastinya mengurangi biaya operasional.
Jadi tidak heran saat ini banyak bus-bus terbaik di Indonesia seperti PO Putera Mulya dengan model double deckernya menggunakan scania K410Ib Opticruise.
Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan kita dan jangan ragu untuk membagikan aktiket ini.
Continue Reading...

Rabu, 01 November 2017

Sistem E-Toll Jepang : Cocok Dipelajari Indonesia!

Belum lama kebijakan soal transaksi tol yang mengharuskan memakai alat bayar non-tunai berupa kartu. Sambutan yang timbul amat beragam, termasuk sambutan yang kurang enak bagi para pemakai uang tunai. Padahal masih ada tujuan baiknya, yakni mengurangi penumpukan di gerbang tol dengan memangkas waktu transaksi. Tujuannya mulia, tapi tentu masih ada yang bisa diperbaiki dari sistem baru ini.
Apa saja yang bisa membuat sistem pembayaran non-tunai di jalan tol kita makin memudahkan? Kita bisa mempelajari sistem yang diterapkan oleh Jepang, yakni ETC (Electronic Toll Collection). Menurut Bobby dan Onoda-san yang menemani kami selama perjalanan Honda Media Trip TMS 2017 di Jepang, semua mobil baru di Jepang sudah dipasang alat buat dipasangi kartu ETC. Nah, foto di bawah ini adalah contoh slot ETC di Honda NSX NC1 2017 spek Jepang alias JDM.


Menurut Onoda-san, biaya yang dibutuhkan untuk mendaftar dan memasang ETC di mobil kita adalah 10.000 Yen, alias sekitar 1,2 juta Rupiah. Selanjutnya, tagihan ETC akan langsung ditagih ke kartu kredit kita. Keunggulan sistem ETC ini adalah jika sistem E-Toll kita mewajibkan kita berhenti untuk tap kartu, sistem ETC Jepang tidak perlu berhenti. Lah, terus bagaimana caranya kita bayar tarif tol?
Begini, jadi di setiap gerbang tol ada sensor yang mendeteksi ETC di setiap mobil. Sensor ini sudah canggih, sebab saat kita mendekati gerbang tol, pengemudi cukup memelankan mobil hingga kecepatan 20 km/jam supaya sensor ETC di gerbang tol bisa membaca ETC. Ya, tidak perlu stop total, dengan melaju 20 km/jam saja kita tetap bisa membayar tol. Otomatis, tidak akan ada kemacetan yang disebabkan kendaraan yang berhenti mengantri di gerbang tol.


Saat melaju 20 km/jam dan sistem sudah membaca dan menyeselaikan transaksi penggunaan tol dari ETC, pintu gerbang tol akan langsung terbuka dan kita bisa lanjut. Selain itu, ada momen-momen tertentu di mana pengguna ETC berhak atas diskon hingga 50% tarif tol, alias bayar setengah harga. Nah, dengan sistem semodern ini, apakah sudah tak ada ruang bagi pengguna tol Jepang yang memakai uang tunai?
Rupanya ada, sebab di setiap tol, selalu ada 1 gerbang yang melayani transaksi secara manual. Menurut Onoda-san,”Ada 90% mobil di Jepang yang pakai ETC, jadi ada 10% yang tidak pakai.” Kebetulan, Onoda-san masuk dalam bagian yang 10% tidak pakai ETC itu. Alasan dirinya tidak memakai ETC adalah karena jarang memakai jalan tol, jadi ia tidak merasa memiliki ETC adalah sebuah urgensi.
Nah, menurutmu aspek apa saja yang bisa dipetik dari sistem ETC milik Negara Matahari Terbit itu untuk bisa memperbaiki sistem di Indonesia tercinta ini? Sampaikan di kolom komentar!

Continue Reading...

Blogroll

About